nusakini.com - Lembang - Satu hal yang mengangumkan dari Bandung Vegetative Station (Bavas) adalah produk komoditas tanamannya seperti selada air, jahe gajah, petai, buncis kenya sebagai komoditi ekspor. Bekerja sama dengan eksportir di Singapura, penjualan komoditi produk Bavas telah merambah jauh hingga Jepang.

Peluang ekspor yang sangat menjanjikan ini membuat Bavas kemudian menfokuskan diri untuk mengenjot produksi komoditas tersebut.

“Permintaan pasar ekspor cukup besar. Jadi kami fokus untuk ekspor. Apalagi mengingat harga komoditas untuk ekspor sangat stabil dan tinggi”, ungkap Dodih, Direktur Bavas yang juga menjadi Ketua Gapoktan Lembang Agri di Lembang, Jawa Barat, Kamis (12/7/2018).

• Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sarapan dan Bersepeda Bareng di Lombok
• Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
• Mentan Amran Banjir Ucapan Selamat Ulang Tahun, Mulai dari Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto, Kapolri RI Hingga Rektor Unhas
• KTNA Sebut Bulog Ogah Serap Gabah Petani, Tapi Semangat Impor, Ada Apa?
• Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Menurut Dodih, saat ini omset bulanan Bavas sudah mencapai Rp.80 juta perbulan. Namun, itu masih tergolong kecil mengingat biaya produksi dan operasional yang memang cukup besar karena memakai energi listrik untuk produksi.

“Target idealnya, kita harus bisa mencapai omset Rp.250 juta perbulan untuk pasar ekspor tersebut”, ujar Dodih.

Dodih menambahkan, di samping selada air, petai, buncis kenya, jahe gajah, Bavas juga bakal mengekspor komoditas sayuran kol. 

Ke depan, kata Dodih, untuk pasar lokal, saat ini Bavas berkerja sama dengan Taiwan Technical Mission untuk menjajaki peluang pasar lokal dan mempelajari kebijakannya. (al/ma)